Kesetimbangan Gaya
PERCOBAAN
II
KESETIMBANGAN
GAYA
A.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1. Tujuan
Praktikum :
a. Menjelaskan tentang Hukum Newton
I
b. Mahasiswa dapat mengetahui
gaya-gaya dalam keadaan setimbang.
2. Waktu Praktikum : Selasa, 11 Oktober 2011
3. Tempat Praktikum : Laboratorium
Fisika Dasar, Lantai ll, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B.
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a.Tiang statif
b.Katrol
c.Benang nilon
2.Bahan-bahan praktikum
a.Beban
C.
LANDASAN TEORl
Hukum l Newton
menyatakan bahwa “sebuah benda tetap dalam keadan diam, atau bergerak sepanjang
garis lurus dengan laju tetap, kecuali
bila dipaksa untuk mengubah keadan oleh
gaya-gaya yang di berikan kepadanya”. Kecenderungan dari sebuah benda untuk
tetap bergerak terjadi akibat suatu sifat yang inersia. Pada saat sebuah benda
tidak dikenai gaya, atau dikenai gaya yang jumlah vektornya sama dengan nol,
dikatakan bahwa benda tersebut dalam kesetimbangan (equilibrium). Syarat
pertama benda dalam keadaan setimbang adalah
F = 0 atau ∑Fy = 0 (Rahardjo,
2011).
Ada 2 syarat agar benda dalam
kesetimbangan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
vector semua gaya eksternal yang beraksi pada benda harus sama dengan nol.
2. Jumlah
vector semua torsi ekstrnal yang beraksi pada benda diukur terhadap sembarang
titik yang mungkin harus sama dengan nol.
Berat W suatu benda yang diperluas sama
dengan jumlah vector gaya-gaya gravitasi yang beraksi pada elemen-elemen
individual (atom-atom) benda-benda bersangkutan. Suatu gaya tunggal W yang
secara efektip beraksi pada suatu titik tunggal di sebut titik berat (pusat
gaya berat) benda. Berat W beraksi pada pusat massa benda,yang ekuivalen dengan
anggapan bahwa titik berat terletak pada pusat massa. Ini membuktikan bahwa
anggapan ini berlaku pada asalkan percepatan G akibat gaya gravitasi bernilai
konstan pada suatu benda ( Halliday, 1995:490 ).
Jumlah kakas-kakas
yang bertindak padasebuah benda adalah nol, benda itu akan tetap rehat. Sebuah
benda yang tetap rehat dan tidak cenderung untuk mulai berputar dikatakan dalam
kesetimbangan statis. Jadi syarat – syarat berikut harus dipenuhi agar sebuah
benda berada berada dalam kesetimbangan statik. Syarat untuk kesetimbangan
statik untuk sebuah benda agar berada dalam kesetimbangan statik adalah bahwa
jumlah vektor semua kakas yang bertindak pada benda itu harus nol dan jumlah
momen gaya yang dikenakan pada benda harus nol. Dalam menerapkan syarat terka
semua torka harus dihitung terhadap titik yang sama. Bagaimanapun, jika benda
dalam kesetimbangan statik, tidaklah menjadi masalah dimana titik ini terletak
(Cromer, 1994:80 ).
The conditions for static equilibrium
mathematically by setting the sums of all the external forces and torques both
to zero:
∑Fi=0
and
∑
i=∑(ri×Fi)=0
Here the subscripts i label the different
forces that act on, a body the radius vector from a pivot porn to the force
applications points, and the associated torques. There seems to be an ambiguity
in equation that since we heven’t specified the point tobe used ini evaluating
the torques. Equation that must hold no matter what point we
chosse. If the first equilibrium condition ( ∑Fi=0 ) holds, then it
suffices to show that the sum of torques about any one point zero. This result
is useful in solving equilibrium problems because it allows us to choose any
convenient point about which to evaluate the torques (Wolfson, 1995:323).
D.
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Diambil
tiga beban yang berbeda dan di gantungkan pada benang.
b. dipastikan
simpul ikatan benang tepat bersimpul pada titik pusat bujur derajat.
c. Diukur
ketiga sudut α,β,
(
. Sebaiknya gunakan lima kombinasi dari massa yang berbeda.
d. Untuk
setiap set data (F1, F2, dan F3) digambarkan
diagram vector gaya dengan sudut masing-masing
. Panjang vector gaya pada diagram dalam
kertas grafik millimeter sebanding dengan berat dalam gram.
e. Dibuat
sketsa gaya yang sesuai, baik arah maupun
besarnya. Jika tidak ada gesekan pada katrol, kita akan mendapat kan segitiga
gaya yang tertutup dengan tepat. Jika terdapat gesekan atau pengukuran sudutnya
kurang teliti maka segitiga yang tebentuk tidak tertutup tepat.
f. dari
5 macam pengukuran, digambar diagram vector gaya masing-masing. Apakah
didapatkan segitiga yang tertutup sempurna dari diagram yang dibuat.
E.
HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
N0
|
m1
(gram)
|
m2
(gram)
|
m3
(gram)
|
|
|
|
Fh
|
Fv
|
% error
|
|
Fh
|
Fh
|
|||||||||
1.
|
25
|
25
|
25
|
120
|
120
|
120
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2.
|
75
|
75
|
75
|
120
|
120
|
120
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3.
|
125
|
100
|
100
|
120
|
125
|
115
|
0
|
0,139
|
0
|
13,9
|
4.
|
125
|
125
|
150
|
135
|
110
|
115
|
0,041
|
-0,59
|
5,99
|
36
|
5.
|
150
|
175
|
200
|
125
|
105
|
130
|
-0,108
|
-0,486
|
7,74
|
24,3
|
F.
ANALISIS DATA
1. Percobaan
1
·
M1= 0,025 kg.
M2=
0,025 kg.
M3=
0,025 kg.
·
=
120
·
= 120
·
= 120
·
F1 = m1.g
= 0,025. 10
=
0,25 N.
F2
= m2.g
= 0,025.10
= 0,25 N.
F3
= m3.g
= 0,025.10
= 0,25 N.
·
Gaya yang bekerja pada gerak horizontal
(sumbu x)
Fh = F2 cos (γ-90) – F1
(β-90)
= 1,25 cos 25 – 1,25 cos 20
=
0,041 N
·
Gaya yang bekerja pada gerak vertical
(sumbu y)
Fv = F1 sin (
-90) + F2 (
-90) – F3
=
0,25.1/2 + 0,25.1/2.-0,25
=
0.
·
error Fh=
=
= 0
.
·
error Fv =
=
= 0
.
·
Grafik
2. Percobaan
2
· M1 = 0,075 kg
M2
= 0,075 kg
M3
= 0,075 kg
·
= 120
· F1 = m1.g
= 0,075.10
= 0,75 N.
F2 = m2.g
= 0,075.10
= 0,7 N.
F3 = m3.g
= 0,075.10
= 0,75 N
· .gaya
yang bekerja pada gerak horizontal (sumbu x).
Fh
= F2 cos (
-90) – F1 cos (
-90)
= 0,75 cos 30 – 0,75 cos 30
= 0.
· Gaya
yang bekerja pada gerak vertikal
Fv = F1 sin (
-90) + F2 sin (
-90) – F3
= 0,75 sin 30 + 0,75.1/2 – 0,75
= 0.
·
error Fh =
=
0 %
· % error Fv =
= 0 %
· Grafik
3. Percobaan
3
· M1
= 0,125 kg
M2
= 0,1 kg
M3 = 0,1 kg
· F1 = m1.g
= 0,125.10
= 1,25 N
F2 = m2.g
= 0,1.10
= 1 N
F3 = m3.g
= 0,1.10
=
1 N
·
=
120
·
Gaya
yang bekerja pada gerak horizontal (sumbu x)
Fh = F2 cos (
-90)
– F1 cos (
-90)
= 1 cos 25 – 1,25 cos
35
= 0
·
Gaya
yang bekerja pada gerak vertical (sumbu y)
Fv = F1 sin (
-90)
+ F2 sin (
-
90) – F3
= 1,25 sin 35 + 1 sin
25 – 1
= 0,139
·
%
error Fh =
= 0 %
·
%
error Fv =
= 13,9 %.
·
Grafik
4. Percobaan 4
·
Massa
beban
M1 = 0,125 kg
M2 = 0,125 kg
M3 = 0,150 kg
· Gaya-gaya yang dihasilkan
F1 = m1.g
= 0,125.10
= 1,25 N
F2 = m2.g
= 0,125.10
= 1,25 N
F3 = m3.g
= 0,150.10
=1,50 N
· Sudut-sudut yang dibentuk
α = 135
· Gaya yang bekerja pada gerak horizontal
(sumbu x).
Fh = F2 cos (γ-90) – F1 cos (β-90)
= 1,25 cos 25 –
1,25 cos 20
= 0,041 N
·
Gaya
yang bekerja pada gerak vertikal ( sumbu y)
Fv
= F1 sin (β-90) + F2 sin (γ-90) – F3
=
1,25 sin 20 + 1,25 sin
25 – 1,5
=
- 0,59 N
· % error Fh =
=
5,99 %
· % error Fv =
=
36 %
· Grafik
5. Percobaan
5
·
Massa
beban
M1=
0,15 kg
M2
= 0,175 kg
M3
= 0,2 kg
·
Gaya-gaya
yang dihasilkan
F1
= m1.g
= 0,15.10
= 1,5 N
F2
= m2.g
= 0,175.10
=
1,75 N
F3
= m3.g
= 0,2.10
= 2 N
· Sudut-sudut yang dibentuk
α
= 125
β
= 105
γ = 130
· Gaya yang bekerja pada gerak horizontal
(sumbu x).
Fh
= F2 cos (γ-90) – F1 cos (β-90)
=
1,75 cos 40 – 1,5 cos 15
=
1,3405 – 1,449
=
-0,1085 N
· Gaya yang bekerja pada gerak vertical
(sumbu y)
Fv = F1 sin (β-90) + F2 sin
(γ_90) – F3
= 1,5 sin 15 + 1,75 sin 40 – 2
= 0,3885 + 1,125 – 2
= - 0,486 N.
· % error Fh =
=
7,74 %
· % error Fv =
= 24,3 %
· Grafik
G.
PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan agar kita bisa memahami dan menjelaskan tentang
Hukum Newton 1 yang mengatakn bahwa suatu benda akan tetap diam atau begerak
lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan
nol” atau
.
Dari pernyataan itu, kita dapat menyimpulkan bahwa benda yang diam atau tidak
bergerak, tidak memiliki gaya.
Pada percobaan ini digunakan tiga beban
yang massanya berbeda-beda yang digantungkan dengan benang pada katrol. Pada
sudutnya
yang secara keseluruhan 360
.
Terdapat lima macam pengukuran yang menggunakan massa yang berbeda-beda pada
setiap titik atau m1, m2, dan m3.
Pada percobaan pertama dengan massa yang
sama yaitu 0,025 kg, dihasilkan Fh sebesar 10 N dan Fv
sebesar 0 sehingga persentase errornya juga nol. Percobaan kedua menggunakan
massa yang sama sehingga Fh=Fv=0 dan persentase Fh
sama dengan persentase Fv yaitu nol. Percobaan ketiga menggunakan
massa yang berbeda-beda yaitu m1=0,125 kg, m2=m3=0,1
kg, sehingga sehingga besarnya Fh sama dengan nol dan Fv
sama dengan 0,139. Untuk persentase error Fh sama dengan nol dan
persentase error Fv sama dengan 13,9%. Pada percobaan keempat
dihasilkan Fh sama dengan 0,041 dan Fv sama dengan -0,59.
Persentase error Fh sama dengan 5,99% dan Fv sebesar 36
%. Pada percobaan kelima, dihasilkan Fh sebesar -0,108 dan Fv
sebesar -0,486, sehingga dihasilkan persentase error Fh sebesar
7,74% dan Fv sebesar 24,3%.
Dari data di atas dapat kita simpulkan
bahwa apabila massa beban yang digantung bebeda-beda maka terjadi kesalahan
pada sudutnya. Massa beban mempengaruhi hasil pengamatan yang dilakukannya.
H.
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Hukum Newton l sesuai dengan percobaan yang
dilakukan ini,dibuktikan denngan percobaan
pertama dan kedua yang massanya sama
sehingga katrol tetap diam atau
tidak bergerak.
b. gaya akan seimbang apabila massanya
sama dan memiliki gaya yang sama antara beban yang satu dengan beban yang
lainnya.
2. Saran
a. Seharunya praktikan menaati tata tertib
laboratorium .
b. Praktikan harus menghormati praktikan yang
masih praktikum agar praktikan
merasa tidakn terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Cromer, Alan H. 1994. Fisika
Untuk Ilmu-ilmu Hayati. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Halliday. 1995.
Dasar-dasar Fisika. Bandung: Binarupa Aksara Publisher.
Rahardjo. 2011.
Kesetimbangan. http://id.wikipedia.org/wiki/kesetimbangan. diunduh pada hari rabu 12 Oktober 2011, pada jam
15.00 WIB.
Wolfson, Richard. 1995. Physic.
United Stated America. Harper Collins.
Komentar
Posting Komentar