LAPORAN KIMIA DASAR I
ACARA I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
A. PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.
Tujuan
Praktikum : Untuk mempelajari teknik
pemisahan dan pemurnian suatu
zat dari campurannya.
2.
Waktu
Praktikum : Sabtu, 13 Oktober 2012
3.
Tempat
Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar,
Lantai III, Fakultas Matematika
dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN
TEORI
Suatu reaksi
sering kali menghasilkan produk sampingan yang tidak diinginkan bercampur
dengan produk yang digunakan atau yang diinginkan dan diharapkan, untuk itu
dibutuhkan pemurnian. Ada berbagai macam teknik pemurnian antara lain ekstraksi,
rekristalisasi dan destilasi. Ekstraksi merupakan pengkristalan kembali (
rekristalisasi ) yang melibatkan pemurnian zat tersebut, mengurangi volume
larutannya dengan pemanasan dan kemudian mendinginkan larutan, sedangkan
destilasi sering digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih yang berbeda contohnya etanol dan aquades ( Bresnick, 1996: 95-96 ).
Untuk memperoleh zat murni tersebut, zat
harus dipisahkan dari campuranya, contohya untuk mendapatkan air suling, air
disuling dari sumur atau sungai. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa
secara fisika tidak dapat mengubah zat selama pemurnian, sedangakan secara
kimia satu komponen atau lebih direaksikan sehingga zat lain dapat dipisahkan.
Cara untuk teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud dan sifat
komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen yang terkandung berwujud
padat dan cair dapat dipisahkan dengan saringan, ataupun selaput permiabel.
Kertas saring digunakan untuk memisahkansuatu koloid dan pelarutnya. Campuran
homogen seperti alkohol dan air tidak dapat dipisahkan dengan saringan
melainkan dengan cara fisika, yaitu destilasi, reskristalisasi dan
kromatografi. Hal ini dilakukan karena, alkohol dan air tidak dapat dipisahkan
dengan saringan karena partikel-partikel zat tersebut dapat lolos dari pori-pori kertas saring dan selaput semipermeabel.
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik didihnya
dari komponen. Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya komponen yang
dipisahkan berwujud padat, yang lainnya cair. Contohnya adalah garam dapur
dapat dipisahkan dari air ketika membentuk larutan karena garam merupakan
padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka maka air akan
menguap sedikit demi sedikit, pemanasan dihentikan ketika larutan tepat jenuh.
Jika dibiarkan akhirnya terbentuk Kristal garam, kemudian secara sempurna garam
dapat dipisahkan dan disaring ( Syukri, 1999: 16 ).
Pada saatnya sebagian zat terlarut akan
terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai Kristal. Proses terpisahnya zat
terlarut dari larutan dan membentuk Kristal dinamakan kristalisasi pengendapan
dan kristalisasi kedua-duanya menjelaskan terpisahnya zat padat berlebih dari
larutan lewat jenuh. Namun, padatan yang terbentuk melalui kedua prose situ
berbeda penampilannya. Kita biasanya membayangkan bahwa semua endapan terbentuk
dari partikel kecil, padahal dapat berukuran besar ( Chang, 2005: 4 ).
Dalam bentuknya yang paling sederhana,
pelarut fraksi dapat melibatkan ekstraksi polimer pada alat tipe soxhlet untuk
melarutkan fraksi-fraksi yang berat molekulnya bertambah dengan berlangsungnya
ekstraksi ( Malkom, 2001: 72-73 ).
C. ALAT
DAN BAHAN PRAKTIKUM
1.
Alat-alat
praktikum
a.
Gelas
kimia 100 ml
b.
Gelas
kimia 250
ml
c.
Neraca analitik
d.
Tabung
reaksi
e.
Rak tabung reaksi
f.
Termometer
g.
Gelas
ukur 50 ml
h.
Gelas
ukur 25 ml
i.
Pipet
tetes
j.
Spatula
k.
Sentrifuge
l.
Corong
kecil
m.
Corong besar
n.
Erlenmeyer
100 ml
o.
Hot
plate
p.
Kaca
arloji
q.
Labu alas bulat
r.
Kondensor liebig
s.
Selang air masuk
t.
Selang air keluar
u.
Kertas saring
v.
Mantel
w.
Statif
x.
Stopwatch
y.
Lap
z.
Tissue
aa.
Label
bb.
Dongkrak
2.
Bahan-bahan
Praktikum
a. Aquades ( H2O ( l) )
b. Etanol 96% ( C2H5OH )
c.
Batu
didih
d.
Bubuk
kapur ( CaCO3 )
e.
Tembaga II sulfat ( CuSO4 )
f.
Butiran iodine
g.
Cairan klorofom ( CHCl3 )
h.
Garam
dapur kotor ( NaCl )
D. PROSEDUR
PERCOBAAN
1.
Filtrasi dan Sentrifugasi Larutan Kapur ( CaCO3 )
a.
Dimasukkan
2 sendok bubuk kapur ( CaCO3 ) kedalam
gelas kimia yang berisi air 25 ml, lalu di aduk.
b.
Sebagian
isi dituangkan ke dalam tabung reaksi.
c.
Dipisahkan sentrat dari endapannya dengan cara dekantasi.
d.
Bagian isi atau bubuk kapur lainnya yang telah larut disaring dalam
gelas kimia, kemudian filtratnya ditampungdi tabung reaksi dengan label
filtrat, diusahakan ukuran tinggi sentrat dan filtrate sama agar mudah
dibandingkan.
e.
Dibandingkan filtrat dengan sentrat, mana yang lebih jernih.
2.
Rekristalisasi Garam Dapur Kotor ( NaCl )
a.
Garam dapur yang kotor dilarutkan dalam sedikit aquades.
b.
Disaring dari filtratnya diuapkan dengan alat pemanas yang disebut hot
plate sampai kering.
c.
Alat pemanas disingkirkan dan semua air dibiarkan menguap.
d.
Garam sebelum dan sesudah proses dibandingkan.
3. Rekristalisasi tembaga II sulfat ( CuSO4
)
a. Tembaga sulfat ( CuSO4 )
sebanyak 1 gram dilarutkan dalam aquades.
b. Disaring bila diperlukan.
c. Tiga butir batu didih dimasukkan ke dalam
larutan tersebut untuk mencegah terjadinya letupan.
d. Kemudian larutan tersebut dipanaskan sampai
aquades habis menguap dan terjadi pengkristalan.
e. Disingkirkan api dan dibiarkan dingin tanpa
digoyang.
4.
Ekstraksi Iodiun ( I2 )
a.
Beberapa iodium dimasukkan ke dalam
5 ml aquades.
b.
Dikocok dan warna larutan diamati.
c.
Diperhatikan pula warna klorofom
( CHCl3 ), kemudian dimasukkan ke dalam larutan ke dalam
larutan iodium tersebut.
d.
Larutan dikocok, dengan cara membenturkan dasar tabung dengan telapak
tangan, kemudian hasil perubahan warna diamati.
5. Destilasi
etanol 96% ( C2H5OH )
a.
Satu alat destilasi dipasang.
b.
Alkohol ( etanol ) 96% sebanyak 15 ml ditambah dengan 5ml aquades
dimasukkan kedalam labu alas bundar kemudian ditutup dengan penyumbat yang
terdapat thermometer.
c.
Alat dinyalakan, dibiarkan sampai suhu larutan konstan antara 80-90 oC.
d.
Setelah destilat tidak ada yang menetes ke dalam Erlenmeyer. Alat
destilasi dimatikan dan volume alkohol ( etanol ) destilat dihitung.
E.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Prosedur Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Kedalam gelas
kimia yang telah diisi ±25 mL aquades, dimasukkan 2 atau 3 sendok bubuk kapur
lalu diaduk. Sebagaian isi (±5 mL) dituangkan kedalam tabung sentrifuga atau
tabung reaksi. Sentrat dipisahkan dari endapan dengan cara dekantasi. Bagian
isi lainnya dalam gelas kimia disaring, filtratnya ditampung. Filtrat dan
sentrat dibandingkan.
|
§ Setelah dicampurkan CaCO3 +
aquades 25 ml warnanya menjadi keruh.
§ ±5 ml dimasukkan ke 2 tabung reaksi dan sentrifuga menghasilkan
sentrat.
§ Kemudian pemisahan sentrat dengan
endapan.
§ Sisa larutan difiltrasi dan filtratnya
berwarna jernuh.
§ Hasil filtrat lebih jernih daripada
sentrat
|
2.
|
Garam dapur
yang kotor dilarutkan dengan aquades sedikit mungkin. Kamudian disaring dan
filtratnya diuapkan (dalam cawan penguap) sampai kering. Singkirkan pembakar
dan biarkan semua air menguap. Garam sebelum dan sesudah proses dibandingkan.
|
§ Larutan NaCl + aquades warnanya keruh.
§ Setelah dipanaskan dan diuapkan hasilnya,
garam sesudah proses lebih bersih disbandingkan garam sebelum proses.
|
3.
|
Proses
rekristalisasi : 1 gram tembaga (II) sulfat dilarutkan dengan aquades hingga
larut. Saring bila diperlukan. Kedalam larutan ditambahkan batu didih dan
diuapkan hingga kering. Singkirkan api dan biarkan dingin tanpa digoyang.
|
§ CuSO4 + aquades warnanya biru
muda.
§ Ditambahkan 4 batu didih, dipanaskan dan
didinginkan warna larutan lebih muda dari sebelum dipanaskan.
|
4.
|
Sebutir kecil
iodium dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diisi aquades sabnyak 5 mL,
dikocok dan warna larutan diamati. Beberapa tetes kloroform diambil, diamati
warnanya, lalu dimasukkan kedalam larutan iodium. Diamati, kemudian dikocok
dengan
membenturkan dasar tabung dengan telapak tangan, diamati.
|
§ Larutan iodine + aquades menghasilkan
warna kuning dan sedikit larut dalam air.
§ Setelah ditambahkan CHCl3 menshasilkan
warna ungu dan iodine tidak bercampur dengan CHCl3.
|
5.
|
Alat
destilasi biasa dipasang. Kemudian 15 mL etanol 96% dicampur dengan 5mL
aquades kemudian dimasukkan kedalam labu destilasi. Labu dipanaskan hingga
suhu 80º - 90º C.
|
§ Etanol 15 ml + 5 ml aquades didestilasi
dan menghasilkan alkohol murni 25 ml.
|
F.
ANALISIS DATA
a. Gambar set alat destilasi sederhana
Keterangan gambar dan fungsi bagian alat destilasi :
1. Larutan ( etanol 96% 15 ml dengan 5 ml
aquades ) sebagai bahan yang didestilasi.
2. Labu alas bundar berfungsi sebagai wadah
campuran yang akan didestilasi.
3. Temometer berfungsi sebagai alat pengukur
suhu sehingga dapat diketahui cairan mencapai titik didihnya.
4. Kondensor liebig berfungsi sebagai alat
pendingin dan tempat mengalirnya uap air.
5. Selang keluar berfungsi sebagai tempat
keluarnya air.
6. Selang masuk berfungsi sebagai tempat
masuknya air.
7. Erlenmeyer berfungsi sebagai penampung
hasil destilat.
8. Mantel berfungsi sebagai pemanas.
b. Perhitungan
Diketahui: volume
awal alkohol: 15 ml
volume air : 5 m
% alkohol : 96%
1. Volume alkohol murni
V= Vawal x % alkohol
= 15 ml x 0,96
=
14,4 ml
2. Volume campuran
V= Valkohol + Vair
=
15 ml + 5 ml
=
20 ml
3. Volume destilat = 15 ml
4. % alkohol dalam campuran
V=
X 100%
=
X100%
= 72%
5. % alkohol setelah destilasi
% alkohol =
x 100%
=
x100%
=104,67 %
G. PEMBAHASAN
Ada berbagai macam
teknik pemurnian dan pemisahan suatu zat dari campurannya diantaranya adalah destilasi,
ekstraksi, rekristalisasi, filtrasi, sentrifugasi dan dekantasi. Destilasi
merupakan cara pemisahan yang mengubah fase cair menjadi fase uap atau gas
dimana titik didihnya cairan atau zat tersebut relatif tinggi. Ekstraksi
merupakan teknik pemisahan menggunakan dua larutan yang memiliki daya pelarut
yang berbeda-beda. Rekritalisasi merupakan teknik pengkristalan yang melibatkan
suatu zat padat dengan cara pemanasan lalu didinginkan. Filtrasi merupakan teknik
penyaringan, biasanya menggunakan kertas
saring dan sentrifuga merupakan teknik pemisahan yang menggunakan alat
sentrifuga, sedangkan dekantasi adalah tekinik pemisahan dengan cara menuang
langsung zat yang diinginkan, biasanya dekantasi dilakukan setelah teknik
sentrifugasi.
Dengan teknik-teknik di
atas, dilakukan beberapa percobaan. Percobaan pertama yaitu percobaan dengan
menggunakan bubuk kapur. Pada percobaan ini digunakan teknik filtrasi,
sentrifugasi dan dekantasi. Teknik filtrasi dimanfaatkan untuk memisahkan kapur
dan aquades. Untuk teknik ini digunakan kertas saring. Hasil dari teknik
filtrasi disebut filtrat. Sedangkan sentrifugasi membantu pengoncokan, agar
mudah dibedakan kapur dan aquades. Setelah mengamati kejernihan antara filtrate
dengan sentrat ( hasil sentrifugasi ), ternyata filtrate lebih jernih dari
sentrat. Hal ini disebabkan ketika dekantasi masih ada bubuk kapur yang
tercampur dengan aquades.
Pada percobaan kedua
yaitu percobaan dengan menggunakan garam dapur kotor yang diberi sedikit
aquades. Dalam percobaan ini digunakan teknik rekristalisasi dan filtrasi.
Setelah ditambahkan sedikit air dilakukan filtrasi. Warna larutan keruh. Ini
adalah garam sebelum proses. Kemudian dilakukan teknik rekristalisasi dengan
memanaskan garam dapur sebelum proses menggunakan hot plate. Hasilnya adalah
garam ini ( sesudah proses ) lebih bersih dibandingkan garam sebelum proses.
Selanjutnya percobaan
ketiga, yaitu proses rekristalisasi pada tembaga sulfat ( CuSO4 ).
Warna awal setelah CuSO4 bereaksi dengan aquades adalah biru muda.
Yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah penambahan batu didih, untuk
mencegah terjadinya ledakan. Warna awal menunjukan belum terjadinya
kristalisasi. Setelah melakukan pemanasan dan pendinginan, yang teramati adalah
warna larutan menjadi lebih muda dari sebelum dipanaskan, perubahan warna
terjadi Karena aquades menguap dan ion-ion CuSO4 terurai. Dalam hal
ini CuSO4 telah menjadi Kristal.
Percobaan keempat yaitu
ekstraksi iodium. Pada percobaan ini digunakan hanya teknik ektraksi. Yang
perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah perubahan warna. Mulai dari warna
yang dihasilkan oleh larutan iodium ditambah aquades, kemudian warna setelah
ditambahkan chloroform ( CHCl3 ). Dari hasil percobaan yang teramati
menunjukan bahwa ketika larutan iodium ditambah aquades dihasilkan warna
kuning, warna tersebut merupakan perubahan warna aquades bukan merupakan
perubahan warna iodium, karena iodium tidak mengalami perubahan warna dan
bentuk, hal ini membuktikan bahwa iodium sedikit larut dalam aquades.
Selanjutnya ketika larutan diberi 4 tetes larutan chloroform ( CHCl3 ),
iodium yang awalnya batu kecil berwarna hitam berubah menjadi ungu dan iodium
tidak bercampur dengan CHCl3. Hal ini disebabkan iodium larut dengan
baik di dalam larutan chloroform ( CHCl3 ), dan larutan tersebut
tidak bercampur karena perbedaan kelarutan. CHCl3 adalah pelarut
anorganik yang sulit larut dalam air.
Pada percobaan terakhir
atau percobaan kelima yaitu destilasi etanol 96% yang bertujuan untuk
mendapatkan volume hasil destilat. Pada pencampuran etanol 96% 15 ml dengan 5
ml air kemudian didestilasi dengan alat destilasi sederhana yang bekerja
berdasarkan perbedaan titik didih setiap komponen dalam larutan. Setelah
mencapai ± 70 ml oC etanol menguap
melalui kodensor menuju penampung destilat. Suhu tidak dibiarkan melebihi 90 oC
karena dikhawatirkan air juga akan menguap, karena titik didih air adalah 100 oC.
volume etanol murni yang didapat adalah 15 ml. kemungkinan terjadi kesalahan
pengukuran volume awal etanol atau aquades sehingga persentase volume hasil
destilat dalam campuran adalah 104 %, melebihi 100 %.
H. KESIMPULAN
Proses pemisahan dan
pemurnian suatu zat murni dari larutannya, dapat dilakukan dengan cara
sentrifugasi, filtrasi, kristalisasi, destilasi, dan dekantasi. Pada filtrasi
dan rekristalisasi dilakukan untuk campuran yang berbeda fasa ( misalnya padat
dengan cair ), hanya saja rekristalisasi dilanjutkan dengan pemanasan setrelah
didapatkan filtrate. Sedangkan ekstraksi dilakukan untuk fasa yang sama namun
pada tingkat kelarutan yang
berbeda pada suatu pelarut. Destilasi dilakukan pada campuran dengan komponen
berfase sama namun berdasarkan titik didih.
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick,
Stephen.1996. Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokratis.
Chang, Raymond.2005. Kimia Dasar
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Stevens, Malkom P.2001. Kimia Polimer
. Jakarta: PT. Pradinya Paramita.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1
. Bandung: ITB Press.
Komentar
Posting Komentar